Es Kopi Nako Terfavorit di Kafe Berciri Khas Kaca Nako


Bogoraya.co – Kopi Nako menjadi tempat ngopi sekaligus kongkow yang asyik bersama teman-teman. Desain dan interior kafe yang begitu menarik dan unik, membuat Kopi Nako banyak dikunjungi sejak berdiri pada 7 Maret 2018. Kopi Nako pertama kali berdiri di Jl Pajajaran Indah, Bogor, yang merupakan kawasan stategis dan sejak tahun 2011 dikenal sebagai tempat tongkrongan anak-anak muda. Karena itu, Kopi Nako menganggap area ini menguntungkan.

          Keberadaan Kopi Nako tidak terlepas dari Warung Nako. Sejak awal membangun Nako, terinspirasi dari warteg dan warung kopi. Filosofi nama Kopi Nako adalah kepanjangan dari nasi dan kopi, karena konsep makan yang dijual adalah warteg dan warung kopi.

“Kami mengusung unsur lokal dan tradisional, yang kami bawa dalam versi yang lebih modern dan cocok untuk market atau generasi milenial,” kata Chrisnawati Novia, Head Marketing Komunikasi Kanma Group.

          Selain itu, dalam proses pembangunannya Kopi Nako mengutamakan sinergi antara konsep makanan, minuman, interior dan arsitektur. Salah satunya adalah dari segi interior dan arsitektur yang menggunakan kaca nako (louvre/naco). Kaca nako menjadi fitur interior yang menjadi ciri khas bangunan Kopi Nako.

          Chrisnawati mengatakan konsep bangunan dan interior selalu menjadi keunggulan Kopi Nako. Saat ini outlet Kopi Nako yang baru mengutamakan desain arsitektur dan interior yang lebih sustainable dan ramah lingkungan. “Sejak pandemi, bangunan kami berubah dengan mengutamakan area outdoor,” kata Chrisnawati.

          Es Kopi Nako. Kopi Nako menjual berbagai macam varian kopi, tetapi yang menjadi favorit adalah Es Kopi Nako. Es Kopi Nako merupakan es kopi susu creamy yang dicampur dengan gula aren. Saat ini, kata Chrisnawati, Kopi Nako sedang mengembangkan menu jamu dan teh.

          “Selain interior kami yakin produk kopi kami juga sangat enak yang membuat customer kami terus kembali ke outlet Kopi Nako. Harganya juga bersaing, serta sesuai kantung generasi milenial dan generasi seterusnya,” papar Chrisnawati.

          Menu unggulan Kopi Nako lainnya adalah Es Kopi Nako Duren, Es Kopi Sayang, Iced Cappuccino ala Nako, dan Kahlua Coffee. Kopi Nako mengunakan 100 persen kopi Indonesia, seperti kopi Bogor, Garut dan Temangung. “Dari segi rasa yang cocok untuk produk-produk Kopi Nako dan dari segi harga biji koponya cukup bersaing,” kata Chrisnawati.

Sementara untuk minuman non kopi yang masih menjadi produk unggulan adalah Matcha Latte, Love Potion dan Raspberry. Untuk makanan, saat ini beberapa outlet Kopi Nako menyediakan WarungNako Mini, yang menyediakan menu-menu ricebowl. Namun untuk outlet yang tidak ada Warung Nako Mini menyediakan camilan-camilan tradisional seperti Cireng, Pisang Goreng, Singkong Goreng, Gabin dan Roti Bakar.

Miliki 19 Outlet. Meski baru berdiri selama tiga tahun, Kopi Nako berkembang cukup pesat dan terkenal. Menurut Chrisnawati, mereka menggunakan soft-selling melalui Instagram, Google Business, dan Facebook. “Kami ikut terbantu dengan kultur kuliner sekarang, yang mana banyak sekali pemburu konten kuliner atau tempat nongkrong baru yang bisa dijadikan konten-konten sosial media, Kopi Nako juga menjadi ikut dikenal,” ucapnya.

Saat ini Kopi Nako memiliki 19 outlet yang sudah berdiri, termasuk Kopi Nako yang merupakan kerjasama Kemitraan. Outlet-outlet tersebut tersebar di area Bogor, Depok, Jakarta dan Tangerang Selatan. Kopi Nako juga akan segera hadir di Taman Budaya Sentul, Kota Wisata Cibubur, Alam Sutera, Bandung dan Batam.

“Saat ini ada 6 outlet Kopi Nako yang sedang digarap pembangunannya,” kata Chrisnawati.

Menurut Chrisnawati, banyaknya pengunjung tergantung dengan kapasitas besar outlet-nya. Outlet Kopi Nako terbesar dan paling banyak pengunjungnya adalah Kopi Nako Kuntum, Bogor, dengan kapasitas hampir 200 orang. Selanjutnya, yang terbesar kedua adalah outlet Kopi Nako Depok.

Kapasitas pengunjung Kopi Nako di masa sebelum pandemi, total transaksi per hari rata-rata 150 – 200 transaksi, tergantung outlet-nya besar atau kecil. Sementara saat weekend transaksinya lebih banyak lagi. “Tetapi saat PPKM saat ini, kapasitas kami dibatasi,” jelas Chrisnawati.

Bahkan saat pandemi Kopi Nako sempat ditutup untuk dine in. Tetapi Kopi Nako tetap buka untuk delivery dan take away. Diakui Chrisnawati, onset Kopi Nako sempat berat dan menurun, tetapi mereka mensiasatinya dengan berbagai promo. “Ini tidak menyurutkan semangat kami untuk terus berjuang. Ini tantangan untuk semua sektor usaha,” katanya.