Trekking dan Gowes Sepeda di Persawahan Terluas di Kota Bogor


Bogoraya.co – Menjelajahi alam persawahan ternyata masih bisa dilakukan di perkotaan. Kota Bogor, Jawa Barat memiliki ruang hijau persawahan yang luas di Kampung Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja, Bogor Selatan. Kawasan ini lalu dikembangkan menjadi Agro Eduwisata Organik (AEWO) Mulyaharja atau dikenal juga dengan nama Kampung Tematik Mulyaharja.

AEWO Mulyaharja yang baru dibuka pada Januari 2021 letaknya tidak jauh dari pusat Kota Bogor, tempatnya berdekatan dengan Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR). Kawasan ini menyuguhkan nuansa pedesaan dengan hamparan persawahan hijau yang luas, serta perkebunan lainnya seperti tanaman jagung, talas,  durian, dan lain-lain. Duduk santai di tempat ini membuat relaks, sembari berfoto-foto di tempat yang Instagramable ini.

Di ujung pandangan mata akan terlihat panorama Kota Bogor dan Gunung Salak. “Mulyaharja simbolnya adalah surga yang tersisa. Di Kota Bogor sawah yang terluas ada di sini. Ciri khasnya adalah hamparan sawah dengan suasana persawahan yang tradisional,” jelas Kipin Ramadhan, Manager Operasional Agro Eduwisata Organik Mulyaharja.

Sejarah Kampung Tematik. Kipin mengatakan keberadaan  Kampung Tematik ini bermula dari Lomba Rancang Kampung Tematik milik Bappeda Kota Bogor tahun 2017. Saat itu, pemuda Karang Taruna berinisiatif mengangkat agro karena memiliki area persawahan di perbatasan kota yang Instagramable. Mulyaharja berhasil mendapatkan juara 1 se-Provinsi Jawa Barat.

Saat awal Kampung Tematik ini menawarkan program wisata edukasi seperti menanam padi dan menyemai. Selanjutnya pada pertengahan tahun 2020, Kampung Tematik Mulyaharja semakin dikembangkan dengan menambah kegiatan wisata trekking. Saat itu Walikota Bogor Bima Arya melihat Mulyaharja bagus dijadikan tempat wisata edukasi, wisata selfie dan wefie bersama keluarga. Usulan tersebut mendapatkan sambutan baik dari masyarakat.

Akhirnya, Pemerintah Kota Bogor mengucurkan dana untuk mengembangkan kawasan Kampung Tematik Mulyaharja ini. Dana tersebut digunakan untuk membuat fasilitas seperti saung-saung, serta membangun jembatan sebagai tempat jalan pengunjung di tengah sawah.

Wisata Edukasi. Kampung Tematik Mulyaharja memiliki areal persawahan seluas 23 hektar, terluas se-kota Bogor. Pengelola Kampung Tematik Mulyaharja adalah Kompepar, Penggerak Pariwisata Kelurahan Mulyaharja. Kampung Tematik ini menyajikan wisata edukasi bertani, meski belum maksimal karena baru saja diresmikan. Saat ini edukasi dapat dilakukan saat panen raya padi organik, yang dalam setahun tiga kali panen, di antaranya di bulan Februari 2021 ini ada dua sawah yang dipanen.

Kipin mengatakan masyarakat Mulyaharja biasa melakukan kegiatan panen raya, yang diisi dengan upacara adat dan tari-tarian khas Sunda. Namun, di saat pandemi Covid-19 ini kegiatan panen raya ditiadakan, bahkan Kampung Tematik ini ditutup sementara sejak 5 Februari 2021 untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Setelah panen raya akan ada penambahan areal untuk wisata edukasi bertani, yakni bertanam padi, membajak dan memanen. Edukasi bertani diberikan langsung oleh 7 orang petani Mulyaharja, dan instruktur dari Dinas Pertanian. Untuk mengikuti wisata edukasi ini biayanya Rp 50.000 per orang dengan minimal 20 orang, sudah termasuk peralatan penunjang, bibit, pemandu dan instruktur. Mulyaharja juga mengembangkan biogas dari kotoran sapi untuk pupuk kandang. Mulyaharja memiliki peternakan, yang nantinya akan digunakan untuk edukasi peternakan. Kampung Tematik juga akan membangun istana lumpur dan outbond, serta tempat senam.

Wisata yang sudah dapat dinikmati adalah wisata jalan-jalan menikmati persawahan sekaligus selfie, serta trekking dan gowes sepeda. Kipin menjelaskan ada beberapa spot di Kampung Tematik ini yang Instagramable. Mulyaharja menyediakan lima tempat untuk spot selfie yakni berfoto di tulisan visit Mulyaharja yang berada di tengah areal persawahan, bangku dengan pemandangan persawahan di bagian tengah  dan ujung persawahan, serta ayunan di pinggiran persawahan. Selain itu, pengunjung juga bisa berpose di jembatan tempat jalan yang berada di tengah-tengah persawahan.

Kampung Tematik juga menyediakan empat saung, yang dijadikan tempat ngariung maupun meeting. Saung yang terbesar adalah saung utama yang berada di tengah-tengah persawahan, disebut Balai Riung. Balai Riung berkonsep terbuka yang bisa menampung 200 orang dalam kondisi normal, namun di saat pandemi hanya boleh menampung maksimal 100 orang. Saung lainnya berada di pinggiran sawah, di dekat biogas dan di area leuwit. Menurut Kipin, ke depannya Kampung Tematik akan membuat tempat yang lebih private dan tertutup untuk berkumpul atau meeting di tengah persawahan.

Sembari ngariung, pengunjung juga bisa menikmati makanan khas Kampung Ciharashas, Mulyaharja yang dikenal dengan liwetan dan pepes jantung pisang. Untuk paket 10 orang dengan paket liwetan Rp 300.000 – Rp 500.000. Sementara untuk individual berkisar Rp 30.000 – Rp 50.000. Ada empat paket liwet, yakni Paket Agro 1 yang terdiri dari nasi liwet, ayam goreng, tumisan jantung pisang, ikan asin, tahu/tempe, sambal dan lalapan. Paket Agro 2 terdiri dari nasi liwet, ayam, karedok, tahu/tempe, sambal, ikan asin, kerupuk.

Paket Agro 3, terdiri dari nasi liwet, sayur asem, tahu/tempe, peyek udang rebon, sambal, lalapan, ayam goreng. Paket Agro 4 terdiri dari nasi liwet, kikil, tahu/tempe, urap, sambal, lalapan, ikan asin. Sementara untuk Paket Agro Komplit Nampol yang terdiri dari nasi liwet, ayam, jengkol balado/semur, ikan asin, sambal, lalapan, dan tumisan (kangkung/genjer/sawi) dengan tambahan urap, kikil, kerupuk, dan buah.

Trekking dan Gowes. Kampung Tematik Mulyaharja juga menjadi tempat yang seru untuk melakukan olahraga trekking dan gowes sepeda. Untuk trekking ada tiga jalur yang dapat dipilih sesuai kemampuan dan minat. Jalur trekking yang tersedia antara lain jalur sepanjang 2,1 kilometer, 3 kilometer, serta 4,2 kilometer.

Untuk jalur sepanjang 4,2 kilometer titik awal dimulai dari Bogor Green Forest dan titik akhir di Kampung Tematik Mulyaharja. Menurut Kipin ada tiga poin dalam jalur ini, yakni melewati puncak Kota Bogor tertinggi sehingga terlihat panorama Kota Bogor dan Gunung Salak.

Selain itu, di jalur trekking akan terlihat panorama Bukit Wangun,  persawahan dan perkebunan. Ada empat bukit yang didominasi tanaman-tanaman seperti singkong, ubi, pisang dan persawahan. Sementara untuk jalur 3 kilometer terlihat pemandangan perkebunan dan persawahan. Untuk jalur 2,1 kilometer akan melewati sungai dan air terjun. “Jalurnya masih asri dan natural, berupa jalan setapak tanah,” jelas Kipin.

Sementara jalur untuk gowes sepeda berbeda dengan jalur trekking, namun sama-sama menyuguhkan panorama keindahan Kota Bogor. Jalur gowes ini ada yang medannya sulit (ekstrem) dan medannya biasa. Untuk melakukan trekking dan gowes sepeda di jalur khusus dikenakan biaya Rp 135 ribu per orang, yang termasuk paket liwetan dan guide dari warga sekitar. Untuk trekking ini paket minimal 5 orang.

Kipin mengatakan keberadaan Kampung Tematik ini sekaligus memberdayakan perekonomian masyarakat setempat. Kampung tematik ini memberdayakan para petani yang terlibat dalam wisata edukasi bertani. Sementara untuk pemberdayaan UMKM dengan menyediakan kios-kios UMKM yang menyediakan makanan/minuman maupun oleh-oleh ataupun makanan. Di samping itu, ada warga yang juga menawarkan rumahnya untuk tempat menginap. Untuk menginap, biayanya Rp 50.000 – Rp 100.000 per orang, dengan biaya makan Rp 25.000 per orang. Satu kamar untuk empat orang.

Di masa pandemi, Kampung Tematik sangat menjaga protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Sebelum masuk pengunjung akan diukur suhu tubuhnya. Selain itu, mencuci tangan dengan menyediakan beberapa tempat cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Pengelola menyediakan pengeras suara untuk memberikan himbauan pada pengunjung untuk melakukan 5M. Setiap tiga hari sekali juga dilaksanakan penyemprotan desinfektan. Untuk mencegah penyebaran Covid-19, sejak 5 Februari 2021 Kampung Tematik Mulyaharja ditutup sementara.

Untuk bisa memasuki kawasan ini pengunjung harus membeli tiket senilai Rp 10.000 per orang. Kampung Tematik Mulyaharja buka setiap hari dari jam 07.00-18.00 WIB, sementara saat weekend buka jam 06.00 WIB karena banyak komunitas gowes yang berkunjung.