Sejarah Unik Kuliner Toge Goreng Bogor

Para pedagang Tionghoa yang lama tinggal di bumi Sunda akhirnya terjadi akulturasi budaya dengan masyarakat lokal. Pedagang Tionghoa banyak membuka kedai makan toge goreng yang diasisteni oleh warga pribumi. Sayangnya anak dari para pedagang tersebut malu untuk meneruskan jualan toge goreng kepada kaum pribumi. Akhirnya para asistenlah yang meneruskan dagang toge goreng. Foto: bogoraya.co/dhodi syailendra
Para pedagang Tionghoa yang lama tinggal di bumi Sunda akhirnya terjadi akulturasi budaya dengan masyarakat lokal. Pedagang Tionghoa banyak membuka kedai makan toge goreng yang diasisteni oleh warga pribumi. Sayangnya anak dari para pedagang tersebut malu untuk meneruskan jualan toge goreng kepada kaum pribumi. Akhirnya para asistenlah yang meneruskan dagang toge goreng. Foto: bogoraya.co/dhodi syailendra

BogoRaya.co – Datang ke Kota Bogor kurang lengkap jika tidak mencicipi salah satu kuliner khas Bogor, yaitu toge goreng. Meski Namanya Toge Goreng, namun proses pembuatannya tidak digoreng. Melainkan toge diolah dengan cara direbus.

Toge yang sudah direbus disajikan ke dalam piring. Ditambah dengan potongan ketupat, mie kuning, tahu goreng dan diberi bumbu khas yang terbuat dari tauco dan oncom. Tidak lupa siraman kecap manis untuk toppingnya. Sebagai pelengkap, toge goreng disantap dengan kerupuk. Sajian ini memiliki cita rasa asam dan manis.

Dalam sejarahnya, terciptanya toge goreng karena terinspirasi dari spaghetti. Menurut pemerhati sejarah keturunan Tionghoa Bogor Mardi Liem, saat itu orang Eropa selalu menyajikan spaghetti untuk acara jamuan makan. Hal itu membuat orang Tionghoa terinspirasi membuat dengan versinya sendiri.

Akhirnya mereka membuat spaghetti yang tampilannya mirip dengan mie dan menggabungkannya dengan tauge. Jadi hidangan itu berupa mie, tahu, tauge dan tauco. Dengan tomat masam khas negeri Tiongkok, bukan tomat buah yang banyak tersedia di Indonesia. Untuk toppingnya memakai gula aren asli.

Masakan toge goreng kemudian dibawa oleh perniagaan Tiongkok ke Indonesia pada abad ke-15. Pada saat itu namanya dikenal dengan sebutan tauge mie. Yang diambil dari dua bahan utama masakan tersebut. Masuk ke Indonesia masakan toge goreng menyebar dari pesisir pantai tepian Sunda bagian barat, seperti Pandeglang dan Banten. Pada masa itu Banten menjadi bagian Sunda.

Para pedagang Tionghoa yang lama tinggal di bumi Sunda akhirnya terjadi akulturasi budaya dengan masyarakat lokal. Pedagang Tionghoa banyak membuka kedai makan toge goreng yang diasisteni oleh warga pribumi. Sayangnya anak dari para pedagang tersebut malu untuk meneruskan jualan toge goreng kepada kaum pribumi. Akhirnya para asistenlah yang meneruskan dagang toge goreng.

Pada masa tersebut terjadi perubahan menu. Masyarakat Sunda yang terbiasa dengan lalapnya, memilih oncom sebagai pengganti tomat. Selain rasanya lebih cocok dilidah masyarakat Sunda, juga harganya lebih murah dibandingkan dengan tomat. Selain itu juga mereka mengganti gula aren asli dengan kecap karena semakin sulit mencari gula aren dan harganya yang mahal.

Saat ini di Bogor ada beberapa warung Toge Goreng yang legendaris dan layak dicicipi ketika berkunjung ke Bogor, seperti Toge Goreng Pak Iwon di depan toserba Ngesti, Toge Goreng Ibu Hj Omah di Jalan Jendral Sudirman, Toge Goreng Pak Gebro di Jalan Pengadilan, Toge Goreng Mak Epon di Gang Besi Suryakencana dan Togeng Goreng Pak Raisan di Jalan Suryakencana. (dhodi)