Cerita Tentang Makam Tentara Nazi di Desa Sukaresmi


BogoRaya.co – Makam Jerman, begitulah penduduk sekitar menyebutnya. Meski faktanya, itu adalah tempat pemakaman tentara Nazi. Makam ini  terletak di kaki gunung Pangrango, Desa Sukaresmi, Megamendung. Ada sepuluh kuburan dengan lambang khas Nazi di setiap kubur, dua makam besar terletak di sebelah barat. Lalu tujuh diantaranya terletak di tengah lokasi lahan kuburan, terakhir satu kuburan terletak di lahan paling atas dengan diapit dua arca patung Ganesha.

Kompleks pemakaman yang amat terawat. Lokasi makam yang dikelilingi pohon pohon besar. Di setiap makam didapati penanda berlambangkan mirip salib. Terlihat pula aksara latin di gerbang makam. Sebuah aksara bertuliskan Deutscher Soldatenfriedhof.

Dalam website resmi Kabupaten Bogor, dari sepuluh makam, hanya delapan nama prajurit Nazi yang mereka pampangkan. Termasuk penyebab meninggalnya. Yang dua, tak diketahui namanya. Pertama, di sana terkubur jasad Letnan Friederich Steinfeld. Tentara Nazi itu disebut meninggal karena disentri dalam tawanan pasukan sekutu. Berikutnya ada jasad Letnan Satu Laut Willi Schlummer, dan Letnan Insinyur Wilhelm Jens. Kedua tentara Nazi itu gugur di tangan pejuang kemerdekaan Indonesia pada 1945. Kala itu mereka disangka tentara Belanda. Lalu berikutnya ada Letnan Laut W Martens. Ia terbunuh dalam perjalanan kereta api Jakarta-Bogor. Penyebab kematiannya sampai saat ini masih belum diketahui. Berikutnya ada Kopral Satu Willi Petschow yang terkubur di sana. Tentara Nazi itu meninggal karena sakit di perkebunan

Lalu ada Letnan Kapten Herman Tangermann, tentara Nazi tersebut meninggal karena kecelakaan. Selanjutnya ada Dr Heinz Haake dan Eduard Onnen. Hingga kini belum diketahui penyebab meninggalnya dua tentara Nazi itu. Dua lagi, jenazah yang disemayamkan di makam Tentara Nazi Megamendung tanpa nama.

Lalu, seperti apa kisahnya, para tentara Nazi itu bisa sampai di Bogor? Dalam website resmi Kabupaten Bogor dituliskan, sejarawan Jerman, Herwig Zahorka pernah menulis keberadaan makam dalam sejumlah artikel. Dalam artikel itu menyebutkan, dahulu ada kakak beradik Jerman bernama Emil dan Theodor Hellferich membeli tanah di Sukaresmi, Kecamatan Megam, Kabupaten Bogor. Luas tanah yang dibeli 900 hektare. Di tanah itu mereka membangun perkebunan teh. Lalu, pada tahun 1926, mereka membangun tugu untuk mengenang teman-temannya yang gugur dalam Perang Dunia I. Selama membangun perkebunan teh itu, banyak orang Jerman lainnya yang bergabung dengan mereka. Mulai dari dokter, insinyur, tukang kayu hingga seniman.



Konon, Helfferich bersaudara kembali ke Jerman pada 1928 dan perkebunan teh diurus oleh Albert Vehring. Lalu pada 1939, Perang Dunia II meletus. Adolf Hitler yang didukung Partai Nazi menyatakan perang. Jepang yang menjadi sekutu Jerman berhasil menaklukkan Belanda pada 1943. Tentara Jerman masuk lagi ke Jawa bersama Jepang. Tentara Adolf Hitler yang ikut masuk adalah Angkatan Laut Nazi Jerman (Kriegsmarine) dari armada kapal selam (U-Boot) U-195 dan U-196. Mereka mengambil alih lagi kebun teh di Sukaresmi. Seperti dicatat sejarah, Jerman dan Jepang kalah dalam Perang Dunia II. Para tentara Jerman ini pun gugur satu per satu. Sepuluh makam di sanalah berisi para jenazah mereka.