BogoRaya.co – Pada zaman digital, banyak hal mustahil yang menjadi serba mungkin. Pameran di Amerika Serikat, misalnya, cukup dikelola dari pedesaan di Jawa Tengah.
Saya masih wira-wiri Jakarta – Grobogan ketika Pak Biyp mengajak berkolaborasi mengelola pameran di Amerika Serikat.
Lebih separoh waktu saya berada di rumah ibu, di Dusun Glonggong, Desa Kranggan Harjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.
South By South West (SXSW) adalah pameran industri kreatif yang terbesar di Negeri Paman Sam. Secara offline, pameran digelar di kota Austin. Pemerintah Indonesia tahun ini berpartisipasi untuk kali kedua dengan membuka booth bernama Paviliun Indonesia.
Karena level pandemi yang meningkat, pemerintah Indonesia akhirnya menarik diri dari kepesertaan offline.
Pameran virtual menjadi satu-satunya kesempatan untuk memperkenalkan 10 start up asli Indonesia pada pameran yang berlangsung mulai 11 hingga 20 Maret 2022 itu.
Saya lakukan hitung cepat untuk menilai apakah bisa mempersiapkan pameran virtual dalam waktu tiga minggu?
Normalnya tidak bisa. Tetapi Pak Biyp terus meyakinkan saya agar tidak kehilangan kesempatan.
“Jagaters Studio pasti bisa mengajak partner untuk bersama-sama mengelola virtual event ini,” kata CEO Indonesia Direct yang bermarkas di Surakarta, Jawa Tengah itu.
Perlu tiga hari sendiri untuk memastikan Paviliun Indonesia bisa hadir secara virtual pada ajang SXSW 2022. Berarti waktu tiga minggu tersisa 18 hari saja.
Hari ini sudah memasuki tanggal 3 Maret 2022. Persiapan pameran tersisa delapan hari. Produksi konten video 10 start up baru mencapai 60 persen. Batas produksi tinggal tiga hari lagi.
Sepertinya tenggat itu bisa terkejar. Sebab proposal key visual telah disetujui. Produk turunan key visual seperti grafis untuk website virtual exhibition maupun video conference sudah mencapai 95 persen.
Baca juga: Home Care Clinic
