BogoRaya.co – Harris adalah anak muda yang semula bekerja di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Kota Tangerang.
Sudah sejak lama ia memupuk mimpi untuk memiliki usaha kuliner.
Ia kemudian menyusun konsep bersama beberapa orang keluarganya.
Sebuah konsep tempat makan yang cozy, enak buat nongkrong, tempat anak-anak muda bisa santai menghabiskan waktu.
Harga makanan harus sesuai dengan kantong pelajar atau mahasiswa.
Harris memikirkan menu yang berbasis pada makanan tradisional.
Akhirnya ia memutuskan berjualan lumpia dengan aneka modifikasinya.
Baca juga: Novi Bertahan dengan Kreasi Manik-Manik Cantik
Ketika gelombang pandemi melanda, sektor makanan tampak sangat terpukul.
Harris pun terpaksa menunda rencana membangun warung lumpia.
Pada Desember 2021 ia nekat mendirikan usaha kulinernya.
Walaupun pandemi belum usai, namun ia yakin akan adanya peluang.
Mengenai kemungkinan warungnya sepi, karena pemberlakuan PPKM, Harris tidak lantas pesimistis. Ia tetap yakin pasti ada jalan.
Haris mengandalkan kekuatan penjualan secara online.
Ia mengaktifkan akun Lumpia Jawara di sosial media, sembari memanfaatkan jasa layanan pesan-antar makanan, seperti gofood, grabfood, dan shopeefood.
Baca juga:Â Omzet Bakso Mantapz Benar-Benar Mantap
Konsumen pertama Harris adalah kawan-kawannya, kemudian mulai meluas ke konsumen baru yang sebagian besar anak muda.
Di luar dugaan, ‘mesin penjualan online’-nya bergerak, pembeli Lumpia Jawara pun bertambah.
Rata-rata pelajar dan mahasiswa yang tinggal di sekitar Pamulang dan Bintaro.
Mereka tergiur dengan Lumpia Jawara cita rasa original yang sangat khas Semarang, lengkap dengan sausnya.
Seiring waktu berjalan Harris mengamati lumpia original lebih disukai pengunjung dewasa atau kalangan senior yang datang ke warungnya bersama anak-anak mereka.
